ASN Pesibar Terindikasi tak Netral, Puluhan Massa Unjuk Rasa dan Nyatakan Mosi Tidak Percaya

0
Bagikan :

INISIATORNEWS, BANDARLAMPUNG – Puluhan massa yang merupakan gabungan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gembok, Kompak dan MRL melakukan unjuk rasa dan menyatakan mosi tidak percaya terhadap seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten Pesisir Barat lantaran terindikasi tidak netral dalam Pilkada 2024.

Korlap aksi, Andre, menyebut bahwa ada dugaan kuat ASN di Pesisir Barat telah diorganisir untuk mendukung paslon nomor urut 02 yang merupakan istri dari bupati saat ini.

“Hal ini kami nyatakan bukan tanpa alasan, pada Sabtu malam di tanggal 14 September lalu di Hotel Bagian Bandarlampung, kami mendapat informasi terkait pengkondisian kepala sekolah yang dilakukan Dinas Pendidikan. Acara tersebut dibuka oleh Sekda Pesisir Barat dalam ruangan terkunci yang dijaga oleh beberapa orang yang hanya mengenakan kaos oblong,” kata Andre di Tugu Adipura, Rabu (25/09/2024).

Informasi tersebut, lanjut dia, didapat dari salah satu kepala sekolah yang menjadi peserta kegiatan.

“Kami cek langsung ke lokasi dan menunggu  sampai acara selesai. Sayangnya Kepala Dinas Pendidikan dan Sekda Pesibar sudah tak di lokasi, menyisakan kepala kepala sekolah yang menjadi peserta,” paparnya. 

Atas dugaan dan indikasi tersebut, puluhan massa menuntut agar Bawaslu dan stakeholder yang bertanggungjawab di Pesisir Barat menindaklanjuti informasi dan temuan tersebut.

Sebelumnya, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Pesisir Barat diduga mengorganisir kepala-kepala sekolah untuk diarahkan memilih salah satu bakal calon bupati. 

Kegiatan yang berlangsung di Hotel Batiqa pada Sabtu malam (14/09/2024) itu, dibuka langsung oleh Sekda Pesisir Barat, Jon Edward.

Atas informasi yang didapat dari salah seorang kepala sekolah yang menjadi peserta, beberapa awak media langsung menuju lokasi kegiatan dan mendapati ruangan terkunci dan dijaga oleh beberapa orang yang bukan merupakan manajemen hotel.

Para penjaga di lokasi juga melarang beberapa awak media untuk mengambil gambar dan video saat kepala-kepala sekolah tengah keluar dari ruangan.

“Eh jangan di videoin,” singkat salah seorang penjaga yang tidak diketahui namanya.(Yan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *