Kejagung RI Tanggapi Polemik Tuntutan JPU 7 Bulan Kasus Cabul Anak Dibawah Umur

0
Bagikan :

INISIATORNEWS, JAKARTA – Sehubungan dengan pemberitaan masif baik di media cetak, media online, media elektronik, media sosial dan masyarakat atas Tuntutan Pidana Jaksa Penuntut Umun (JPU) Pelaku Tindak Pidana Kejahatan Seksual terhadap Anak Dibawah Umur selama 7 Bulan Penjara kemudian Diputus oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Lahat selama 10 bulan yang menimbulkan polemik karena dianggap tidak adil bahkan cenderung melindungi pelaku tindak pidana, maka Kepala Kejaksaan Agung (Kajagung) RI melalui Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) mengadakan Siaran Pers.

Dalam Siaran Pers, Dr Ketut Sumedana mewakili Kajagung RI, Senin (09/01/2023), menyampaikan beberapa poin hasil eksaminasi Pimpinan pada Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan antara lain:

  1. Hasil eksaminasi menunjukkan bahwa dalam tindak pidana kejahatan seksual terhadap anak di bawah umur, para pelaku dan korban masih merupakan anak di bawah umur sehingga undang-undang yang diterapkan dalam penanganan perkara ini yaitu Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

2. Terhadap para pelaku, dikenakan Pasal 81 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara dan paling singkat 3 tahun penjara, serta denda Rp300.000.000 dan paling sedikit Rp60.000.000.

3. Hasil eksaminasi menunjukkan surat tuntutan Jaksa Penuntut Umum kurang mencerminkan dan memenuhi rasa keadilan di masyarakat sehingga menimbulkan reaksi yang masif di berbagai platform media dan masyarakat termasuk keluarga.

4. Tidak ada norma hukum yang dilanggar apabila Jaksa Penuntut Umum melakukan upaya hukum banding meskipun antara putusan dengan tuntutan lebih tinggi. Maka demi keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum berdasarkan hati nurani, diperintahkan kepada Jaksa Penuntut Umum untuk mengambil langkah strategis yaitu upaya hukum banding dengan harapan hukuman dapat diperberat.

5. Pimpinan Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan tetap melakukan pemeriksaan yang intensif kepada Jaksa Penuntut Umum yang menangani perkara dan pejabat struktural Kejaksaan Negeri Lahat, dan apabila ditemukan pelanggaran akan diproses sesuai ketentuan yang berlaku.

Demikian rilis ini disampaikan kepada media dan masyarakat dan diharapkan untuk tidak lagi menjadi polemik di masyarakat. (*/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *