Investasi USD 15 Miliar, Mentri BUMN Apresiasi Perusahaan Korsel dan Tiongkok
JAKARTA— Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengapresiasi investasi dua perusahaan asal Korea Selatan (Korsel) dan Tiongkok senilai USD15 miliar ke PT Industri Battery Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC).
Investasi LG Energy Solution asal Korsel dan PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) dari Tiongkok tersebut ditujukan untuk pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik di Tanah Air.
Menurut Erick, investasi kedua perusahaan ini untuk inisiatif proyek aki kendaraan listrik terintegrasi selaras dengan rencana pengembangan baterai kendaraan listrik pemerintah. Yakni dengan menekankan ekosistem terintegrasi, dari hulu hingga ke hilir.
“Kita menyambut baik kerja sama investasi dari dua perusahaan besar asal Cina dan Korsel. Hal ini memberi bukti bahwa investor yakin dengan keseriusan Indonesia dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik,” ujarnya seperti dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (6/8).
Erick menilai, upaya Indonesia dalam menuju pemain global industri baterai listrik memerlukan dukungan banyak pihak. Mulai dari sinergi BUMN, swasta nasional, pemerintah pusat dan daerah, hingga perusahaan luar untuk transfer teknologi.
Dengan dukungan dari semua pihak, maka dampak investasi tak hanya dirasakan oleh IBC. Dia pun berharap, investasi ini dapat memberikan kontribusi dalam perekonomian nasional dan daerah, utamanya dengan membuka lapangan kerja.
Erick menyebut, akselerasi pengembangan ekosistem industri baterai listrik sangat penting bagi Indonesia. Terlebih, IBC memiliki potensi untuk memperluas kerja sama dengan CBL dan LG Energy Solution di masa yang akan datang.
“Kita di BUMN terbuka dengan kerja sama, apakah itu kemitraan strategis atau dalam bentuk lain. Yang penting kerja sama itu harus saling menguntungkan,” ungkap Erick.
Dengan penguatan dan percepatan pengembangan ekosistem industri baterai listrik, Indonesia dapat memanfaatkan sumber daya alam dan pangsa pasar yang besar. Alhasil, seluruh kekayaan tersebut dapat menjadi sumber bagi pertumbuhan dan kesejahteraan rakyat.
“Kita tidak ingin kekayaan alam hanya dikirimkan ke luar dalam bentuk bahan baku, lalu dijual lagi ke sini dengan harga yang mahal,” tegas Erick. (*)
Sumber Berita : CNNIndonesia.com