Indonesia Setop Impor Beras Konsumsi

0
Bagikan :

INISIATORNEWS, JAKARTA-Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan Indonesia sudah tidak mengimpor beras konsumsi seiring pasokan beras yang melimpah.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri mengatakan kebutuhan beras konsumsi RI saat ini sudah mencukupi. Bahkan, kata dia, stok beras dalam kondisi sangat aman.

Berdasarkan Survei Cadangan Beras Nasional (SCBN) 2022 yang merupakan hasil kolaborasi antara Kementan dan Badan Pusat Statistik (BPS), Stok beras nasional periode 31 Maret 2022 mencapai 9,11 juta ton beras.

“Menurut catatan BPS, Indonesia sudah tidak melakukan impor beras untuk pasar konsumsi, yaitu beras jenis medium,” jelas Kuntoro melalui keterangan resmi, Senin (15/8).

Ia menyebut beras yang masih diimpor Indonesia merupakan beras untuk keperluan industri. Tercatat Indonesia mengimpor beras khusus itu pada 2019 sebanyak 444,51 ribu ton, 2020 sebanyak 356,29 ribu ton, dan 2021 sebanyak 407,74 ton.

“Namun sebanyak 82 hingga 99 persen impor berupa broken rice atau beras pecah untuk bahan baku industri. Lagi pula presentasinya sangat-sangat kecil dibandingkan produksi beras dan stok beras kita,” tegas Kuntoro.

Lebih rinci, ia mengatakan broken rice yang berkode HS 10064090 tersebut sebagian besar digunakan untuk keperluan pakan ternak. Pada 2019, impor broken rice mencapai 98,6 persen dari keseluruhan impor beras.

Sementara, pada 2020 capai 90,47 persen, dan 2021 sebanyak 81,63 persen.

Sebelumnya, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah mengatakan pasokan beras nasional hingga Juni 2022 mencapai 9,71 juta ton.

Hasil SCBN 2022 telah mengkonfirmasi posisi surplus beras periode 2019 sampai dengan Juni 2022 dengan menggunakan KSA (Kerangka Sampel Area) BPS.

“Stok beras kita mencukupi dan akan terus bertambah seiring dengan adanya panen tiap bulan hingga akhir Desember 2022,” kata Habibullah.

Ia menyebutkan stok beras pada Juni 2022 sebagian besar berada di institusi rumah tangga yang mencapai 6,6 juta ton, kemudian di pedagang 1,04 juta ton, pada gudang Bulog 1,11 juta ton, penggilingan 0,69 juta ton, dan di horeka (hotel, restoran, katering) maupun industri sebesar 0,28 juta ton. (*)

Sumber Berita : CNNIndonesia.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *