Dua Dosen Diduga Mesum, Itera Enggan Sebut Kasus Asusila
INISIATORNEWS, BANDAR LAMPUNG- Terkait dengan adanya dua oknum dosen di lingkungan Kampus Institut Teknologi Sumatera (Itera), diketahui diduga sedang mesum. Pihak kampus, enggan menyebut hal itu sebagai tindakan asusila, melainkan hanya melanggar kode etik karena telah melanggar Prosedur Operasional Standar (POS) yang ada di kampus tersebut.
Dua oknum dosen tersebut, salah satunya dosen itu menjabat selaku sekretaris jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan (JTIK) dan oknum satunya lagi merupakan Dosen Pariwisata berinisial ATS.
Meski oknum dosen itu telah mengundurkan diri dari jabatannya. Pihak kampus juga memberikan sanksi terhadap hal itu.
Terkait isu tersebut, Humas Itera Rudiyansyah mengatakan, adanya pelanggaran etik dosen di lingkungan kampung, pihaknya belum bisa menyebut hal itu merupakan kasus asusila.
“Kami belum bisa menyebut itu kasus asusila. Namun yang kita pahami adalah itu merupakan tindakan suatu keamanan kampus untuk penegakan Prosedur Operasional Standar (POS), yang setiap saat dilakukan di lingkungan kampus kepada seluruh sivitas akademika terkait adanya batasan jam malam,” ujar Rudi, saat dikonfirmasi, Senin (20/2).
Sehingga jelasnya, yang dilakukan oleh suatu keamanan kampus itu bukanlah penggerebekan, tapi itu adalah penetapan subuah standar SOP yang memang ada di Itera. Artinya melanggar jam malam.
“Dua oknum dosen yang dinilai melakukan pelanggaran POS telah mendapatkan sanksi sesuai ketentuan dari Itera melalui Satuan Pengawas Internal (SPI), dan Komisi Disiplin,” ucap dia.
Sebagai institusi pendidikan tinggi, Itera senantiasa menjaga marwah institusi dengan berupaya menegakan norma hukum. Dengan tetap mengindahkan norma agama, kesopanan, dan kesusilaan, serta menjunjung tinggi hak asasi manusia.
“Sesuai dengan ketentuan tadi, dan melanggar SOP dengan etika dosen tadi. Sehingga yang bersangkutan juga mengundurkan diri dari jabatannya,” kata Rudy.
Rudy mengaku, pasca kejadian tersebut kedepan pihaknya juga akan tetap melaksanakan SOP tersebut.
“Semua dosen dan academika di Itera sudah mempunyai aturannya masing-masing. Saya rasa tidak ada perlakuan khusus untuk memberikan pemahaman lagi karena memang itu sudah melekat pada mereka, seperti kode etik dosen, pegawai dan mahasiswa,” tandasnya. (red)